Penyakit ini bukan hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak, hingga bayi yang baru lahir.
Pneumonia bisa terjadi pada penderita virus covid-19. Dan ketika dinyatakan sembuh dari virus tersebut, fungsi paru-paru akan berkurang beberapa persen. Para peneliti di Hong Kong mengatakan bahwa dalam penelitian terbaru, pasien yang telah sembuh dari COVID-19 dapat mengalami kerusakan paru-paru.
Sebuah studi kecil yang didapat dari 12 pasien sembuh itu menunjukkan bahwa dua atau tiga diantaranya telah mengalami penurunan fungsi paru-paru. Namun, penelitian ini masih terlalu dini untuk mengonfirmasi efek jangka panjangnya.
"Pada beberapa pasien, fungsi paru-paru dapat menurun sekitar 20 hingga 30% setelah pemulihan," kata Dr. Owen Tsang Tak-yin, direktur medis dari Pusat Penyakit Menular di Rumah Sakit Princess Margaret di Hong Kong.
Pemindaian tomografi komputer telah menunjukkan adanya kantung berisi cairan atau 'serpihan' di paru-paru, yang mungkin semakin memburuk saat penyakit berkembang.



Dalam sebuah studi baru-baru ini, para ilmuwan dari Rumah Sakit Zhongnam di Universitas Wuhan menganalisis 140 pemindaian paru-paru pasien COVID-19 dan menemukan ground glass opacity (GGO) - temuan radiologi yang menunjukkan adanya kekaburan di area paru-paru akibat adanya kantung berisi cairan atau 'serpihan'.
Setiap tahunnya, pneumonia menjangkiti sekitar 450 juta orang, tujuh persen dari total populasi dunia, dan menyebabkan sekitar 4 juta kematian. Walaupun pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai "the captain of the men of death" (pemimpin kematian), penemuan terapi antibiotik dan vaksin pada abad ke-20 telah meningkatkan daya tahan hidup. Sehingga penderita pneumonia mendapatkan sistem kekebalan tubuh yang baik. Selain dari virus, Pneumonia bisa disebabkan dari beberapa hal misalnya Bakteri, di mana bakteriyang paling sering muncul akibat dari pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae. Organisme yang menyerupai bakteri, contohnya Mycoplasma pneumonia. Dan Jamur yang biasanya jamur akan menyerang orang dengan gangguan sistem imun.

Meskipun bisa terjadi pada siapa saja, tetapi beberapa orang lebih rentan untuk terkena pneumonia, seperti:
• Anak-anak usia 2 tahun dan di bawah 2 tahun.
• Orang dewasa di atas usia 65 tahun.
• Dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama.
• Dirawat di ruang ICU dan menggunakan ventilator (alat bantu napas).
• Memiliki penyakit paru kronik atau penyakit jantung.
• Merokok.
• Orang yang memiliki imunitas tubuh rendah (seperti pengidap HIV) atau orang yang mengonsumsi obat yang mensupresi sistem imun, dan sedang berada di rangkaian pengobatan kemoterapi.

Gejala Pneumonia dapat berkembang secara tiba-tiba atau perlahan selama 24 hingga 48 jam. Gejala yang ringan menyerupai gejala flu, hanya biasanya durasinya lebih lama. Sedangkan gejala lain yang biasa terlihat pada penderita pneumonia adalah:
• Demam.
• Berkeringat dan menggigil.
• Batuk kering atau batuk dengan dahak kental berwarna kuning, hijau, atau disertai darah.
• Sesak napas.
• Nyeri dada ketika menarik napas atau batuk
• Mual atau muntah
• Diare
• Selera makan menurun
• Lemas
• Detak jantung menjadi cepat

Pada penderita lansia di atas 65 tahun, pneumonia bisa terjadi tanpa demam, namun bisa disertai penurunan kesadaran, seperti tampak bingung atau kurang waspada. Kondisi ini seringnya akan membahayakan kesehatan seluruh tubuh bila parah. Hubungi dokter Anda secepatnya apabila muncul gejala-gejala seperti yang di atas



Orang-orang di bawah ini harus menemui dokter secepatnya apabila mengidap pneumonia yang disebabkan oleh bakteri:
• Anak-anak di bawah 2 tahun
• Orang dewasa di atas 65 tahun
• Orang-orang dengan sistem imun yang lemah
• Pasien yang menjalani kemoterapi atau mengonsumsi obat-obatan yang menghambat sistem imun.

Pengobatan pneumonia bertujuan untuk menyembuhkan infeksi yang terjadi, serta mencegah komplikasi yang ditimbulkan. Pengobatan dilakukan sesuai penyebab serta tingkat keparahan yang dialami. Untuk pneumonia ringan, pasien akan diberi obat berupa:
• Obat pereda nyeri. Obat ini diberikan untuk meredakan demam dan rasa tidak nyaman. Contoh obat ini adalah ibuprofen atau paracetamol.
• Obat batuk. Obat ini dapat meredakan batuk sehingga penderita bisa beristirahat. Pemberian obat ini sebaiknya dilakukan dalam dosis yang rendah. Selain meredakan batuk, terdapat jenis obat batuk yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.
• Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi pneumonia akibat bakteri.
Sebagian besar penderita pneumonia memberi respons yang baik terhadap antibiotik dalam waktu 1-3 hari.

Di samping pemberian obat, beberapa upaya mandiri juga dapat dilakukan di rumah untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah pneumonia kambuh kembali. Upaya tersebut meliputi:
• Banyak beristirahat.
• Mengonsumsi banyak cairan.
• Tidak melakukan kegiatan yang berlebihan.
• Menggunakan nebulizer dengan menggunakan obat yang sudah diberikan dokter dengan dosis yang sudah ditentukan.



Penderita pneumonia sebaiknya dirawat di rumah sakit jika telah berusia di atas 65 tahun, fungsi ginjalnya menurun, memiliki tekanan darah rendah, sesak napas, suhu tubuhnya di bawah normal, dan detak jantungnya tidak normal.
Perawatan di rumah sakit juga dibutuhkan untuk penderita pneumonia yang berusia kurang dari 2 bulan, tampak lebih sering tidur dan lemas, sesak napas, memiliki kadar oksigen darah yang rendah, serta mengalami dehidrasi.
Perawatan di rumah sakit dapat berupa:
• Pemberian antibiotik melalui suntikan.
• Penambahan oksigen. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kadar oksigen dalam aliran darah, melalui selang atau masker oksigen.
• Rehabilitasi paru. Terapis akan membimbing pasien melakukan latihan pernapasan untuk memaksimalkan penyerapan oksigen.

Sedangkan pasien pneumonia dengan gejala yang sangat parah, perlu ditempatkan dalam ruang perawatan intensif dan dipasangkan alat bantu pernapasan atau ventilator.

Kesimpulan

Bagi yang penderita penyakit Pneumonia jika memiliki gejala-gejalanya segara minta pertolongan dari dokter dan lakukan pengobatan yang disarankan oleh dokter.

Sumber :
https://www.halodoc.com/kesehatan/pneumonia
https://news.detik.com/dw/d-4950306/studi-pasien-yang-pulih-dari-corona-bisa-alami-penurunan-fungsi-paru-paru
https://www.alodokter.com/pneumonia/gejala
https://id.wikipedia.org/wiki/Radang_paru-paru
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/pneumonia-bakteri/
https://www.alodokter.com/pneumonia/pengobatan