Apa Itu HIV?

HIV atau Human Immunodefiency Virus adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserangi berbagai penyakit. Jika jumlah CD4 atau sel T turun hingga kurang dari 200 maka dianggap AIDS. Sel CD4 adalah sel darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi dan penyakit yang mengancam tubuh

.

 

HIV dan AIDS Indonesia

 

Berdasarkan data kementerian kesahatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40.000 kasus infeksi HIV Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV paling sering terjadi pada lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik. Ditahun yang sama, lebih dari 7.000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian lebih dari 800 orang.
Berdasarkan laporan siaran Pers dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkens RI, ada 10.000 orang yang mengidap HIV dalam jangka waktu januari sampai maret 2017. Kasus tertinggi dilaporkan terjadi pada kelompok usia 25 – 49 tahun (69,6 %) yang diikuti oleh kelompok umur 20 – 49 tahun sebesar 17,6 %.

 

Faktor Risiko HIV/AIDS

 

HIV bisa menginfeksi semua orang dari segala usia. Akan tetapi, risiko tertular HIV lebih tinggi pada pria yang tidak di sunat, baik pria heteroseksual atau lelaki seks lelaki. Risiko tertular HIV juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor diantaranya.
• Hubungan seks tanpa mengenakan kondom.
Risiko penularan akan lebih tinggi melalui hubungan seks anal, hubungan seks dengan berganti pasangan.
• Menderita infeksi menular seksual
Sebagian besar infeksi menular seksual menyebabkan luka terbuka di kelamin penderita, sehingga meningkatkan risiko tertular HIV.
• Berbagi suntikan
Penggunaan NAPZA suntik umumnya berbagi jarum suntik dalam menggunakan Narkoba.
• Orang yang sering membuat tato dan tindik dengan peralatan yang tidak steril
• Orang yang berhubungan intim dengan pengguna Narkotika suntik

Gejala HIV/AIDS

 

Tahap pertama :
• Pengidap akan mengalami nyeri seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
• Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
• Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kkelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua :
• Umumnya tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
• Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
• Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
• Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga :
• Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
• Demam terus – menerus lebih dari sepuluh hari
• Sulit bernapas
• Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
• Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
• Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
• Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.

 

Apa Yang Terjadi Bila HIV Tidak ditangani?

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut dengan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus, dan dapat meningkatkan harapan hidup indah penderita. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ini memiliki berbagai varian antara lain Entravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin dan juga Nevirapine
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti rutin melakukan tes kesehatan. Bahkan kini kita bisa secara mudah melakukan tes HIV sendiri di rumah dengan menggunakan Onestep HIV Test. Tes HIV dengan Onestep bisa mendapatkan hasil yg lebih cepat.

Apa Itu Onestep HIV Test?

 

Onestep HIV Test merupakan alat deteksi awal yang bekerja secar kualitatatif, namun tidak dapat digunakan membuat keputusan akhir atau menggantikan hasil laboratorium. Artinya apabila Anda mendapatkan hasil positif dari tes yang dilakukan, maka disarankan melakukan pengecekan lebih lanjut ke laboratorium agar mendapat hasil yang lebih pasti. Produk ini memliki akurasi 98% dan dapat diuji 3 bulan setelah melakukan perilaku beresiko.

 

Tujuan Pemeriksaan HIV

HIV/AIDS harus harus di tangani sejak dini karena penyakit ini berpengaruh besar pada hidup Anda. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan ditunda. Hasil tes dapat membantu dokter menentukan diagnosis pada stadium mana saat ini, kemudian merencanakan rejime pengobatan HIV yang tepat sasaran sesuai kondisi Anda, agar perkembangan virus dapat dikendalikan. Pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV.