Mereka yang terkena dampak banjir berisiko terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui air yang tersentuh melalui kontak langsung dengan perairan yang tercemar. Banjir juga merupakan tempat berkembang biak utama nyamuk, yang juga menularkan banyak penyakit yang ditularkan melalui hewan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada enam penyakit atau masalah kesehatan khususnya yang patut diperhatikan selama banjir:



1. Demam tifoid

Demam tifoid adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Begitu bakteri memasuki tubuh, mereka berkembang biak dan menyebar ke aliran darah, menyebabkan gejala seperti demam berkepanjangan, kelelahan, sakit kepala, mual, sakit perut dan sembelit atau diare.

Demam tifoid dapat mengancam jiwa jika tidak diobati.

Ini disebarkan dengan memakan makanan atau air minum yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang terinfeksi. Sanitasi yang buruk dan kebersihan yang buruk selama banjir dapat meningkatkan risiko wabah tipus. Menurut WHO, topan dan banjir di Mauritius pada 1980 menyebabkan wabah demam tifoid.

Minum air bersih dan menjaga kebersihan badan, bersamaan dengan vaksinasi tifoid, semuanya itu efektif dalam mencegah demam tifoid. Sering mencuci tangan juga membantu mencegah penyakit tersebut.

2. Kolera

Kolera adalah penyakit diare menular akut yang disebabkan oleh masuknya bakteri Vibrio cholerae ke dalam tubuh yang biasanya melalui makanan yang masuk ke dalam mulut. Bakteri ini menyebabkan diare berair yang parah, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi dan bahkan kematian dalam beberapa jam jika tidak diobati.

Kolera ditularkan dengan mengonsumsi makanan atau air minum yang terkontaminasi bakteri. Kurangnya akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi, yang biasanya terjadi selama banjir, dapat meningkatkan penularan penyakit. Pada tahun 1998, banjir di Benggala Barat, India menyebabkan epidemi kolera yang besar.

Mirip dengan demam tifoid, kolera dapat dicegah dengan minum air bersih dan sanitasi yang memadai.

3. Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi hati yang sangat menular yang disebabkan oleh Hepatovirus A (HAV). Virus ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang terinfeksi atau melalui kontak langsung dengan orang yang menular.

Gejala hepatitis A yaitu demam, malaise, kehilangan nafsu makan, diare, mual, tidak nyamannya perut, urine berwarna gelap dan penyakit kuning (kulit menguning dan putih mata).

Sanitasi yang lebih baik, keamanan pangan, dan imunisasi dapat mencegah penyakit ini. Praktik kebersihan pribadi seperti mencuci tangan secara teratur sebelum makan dan setelah pergi buang air baik kecil maupun buang air besar juga efektif dalam memerangi hepatitis A.

4. Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit tersebut ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.

Malaria menyebabkan gejala yang biasanya meliputi demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang-kejang, koma bahkan bisa menyebabkan kematian.

Epidemi malaria setelah banjir adalah fenomena yang terkenal, terutama di daerah endemis malaria. Menurut data dari WHO, pada tahun 1991 gempa bumi dan banjir di wilayah Atlantik Kosta Rika dan banjir di Republik Dominika pada tahun 2004 menyebabkan wabah malaria pasca banjir.

Risiko penyakit dapat dikurangi dengan mencegah gigitan nyamuk melalui penggunaan kelambu dan penolak serangga, atau melalui langkah-langkah pengendalian nyamuk seperti menyemprotkan insektisida dan membuang air yang tergenang.

5. Demam berdarah

Dengue adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk yang disebabkan oleh virus dengue, yang dapat menyebabkan penyakit seperti flu yang parah, kadang-kadang menyebabkan komplikasi yang berpotensi mematikan yang disebut dengue parah. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penyebaran virus dengue menyebabkan viremia, yang mengindikasikan tingginya tingkat virus dalam aliran darah. Demam berdarah parah dapat mengancam jiwa dalam beberapa jam dan sering kali membutuhkan rawat inap.

Tingkat global kejadian demam berdarah telah meningkat secara drastis dalam beberapa dekade terakhir. Dengue yang parah adalah penyebab utama penyakit serius dan kematian pada anak-anak dan orang dewasa di beberapa negara Asia dan Amerika Latin.
Gejala yang paling umum dari demam berdarah adalah demam dengan mual, muntah, ruam dan nyeri di mata, otot, sendi atau tulang.

Penggunaan penolak serangga dianjurkan untuk menghindari gigitan nyamuk penyebab demam berdarah seperti losion, insektisida, dan obat nyamuk bakar.

6. Hipotermia

Sejak dimulainya Hari Tahun Baru banjir di Jakarta pada hari Selasa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaporkan tiga kematian yang disebabkan oleh hipotermia.

Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat menghasilkan panas, menyebabkan suhu tubuh sangat rendah yakni di bawah 35 derajat Celsius.

Anak-anak dan orang tua lebih berisiko mengalami hipotermia selama banjir.
Gejalanya tergantung pada tingkat parahnya hipotermia. Pada hipotermia ringan, akan terjadi menggigil dan kebingungan mental. Pada hipotermia sedang, akan timbul peningkatan risiko kebingungan mental, bicara cadel dan penurunan refleks ketika menggigil berhenti. Pada hipotermia berat bisa terjadi, kulit yang meradang dingin, halusinasi, berkurangnya refleks, pupil mata yang membesar, dan tekanan darah rendah.