Paru-paru basah sebenarnya adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya peradangan pada paru yang menyebabkan terbentuknya timbunan cairan di jaringan paru.

Paru-paru basah sebetulnya tidak dikenal dalam kondisi medis. Kondisi ini merujuk pada produksi cairan berlebih yang ditemukan di rongga antar selaput paru atau kantong oksigen (alveolus). Kondisi ini diakibatkan infeksi Tuberkulosis (TB), gangguan jantung, atau terjadi keganasan yang disebut efusi pleura.

Banyak orang Indonesia menganggap tidur di lantai bisa menyebabkan penyakit paru-paru basah. Pandangan itu kiranya bisa dengan mudah ditemui ketika ada orang tua sedang memperingatkan anak mereka untuk tidak terus malas-malasan di lantai atau memilih tidur di lantai. Padahal dari sudut pandang medis, anggapan tersebut jelas kurang benar.

"Faktor risiko kondisi ini jelas bukan tidur di lantai, penggunaan kipas angin, atau naik motor tanpa masker dan pelindung. Faktor risiko untuk TB adalah ada kontak dengan penderita lain, penurunan sistem imun, dan lingkungan dengan sirkulasi udara buruk," kata dokter ahli infeksi paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dr Fathiyah Isbaniah SpP (K), FIRS.

Dien menerangkan apabila penumpukan cairan di paru-paru masih tergolong ringan, biasanya penderita tidak akan merasakan gejala apa pun. Gejala kerap kali terasa jika efusi pleura sudah memasuki level menengah hingga parah atau terjadi peradangan.  Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul ketika seseorang menderita paru-paru basah:

• Nyeri dada saat menarik dan membuang napas
• Batuk
• Demam
• Sesak napas
• Napas berat atau terasa sesak, bahkan ketika sedang istirahat.
• Kehilangan nafsu makan.
• Kelelahan atau terlihat tidak berenergi.
• Mual, muntah, atau diare.
• Jantung berdebar.


Penyebab paru-paru basah




1. Infeksi bakteri


Bakteri penyebab paru-paru basah yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae. Selain itu, ada pula bakteri Legionella pneumophila, Mycoplasma pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae. Paru-paru basah ini bisa disebabkan oleh penularan kuman dari orang lain atau akibat pengggunaan alat ventilator dalam jangka panjang.


2. Infeksi virus


Infeksi virus yang menimbulkan penyakit flu, bronkitis, dan bronkiolitis merupakan penyebab umum paru-paru basah pada balita. Paru-paru basah jenis ini biasanya lebih ringan dan dapat sembuh sendiri dalam 1-3 minggu tanpa pengobatan. Namun, ada juga yang bisa menjadi semakin berat.


3. Infeksi jamur


Paru-paru basah karena infeksi jamur lebih banyak terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Infeksi juga dapat terjadi setelah jamur dari tanah atau kotoran burung terhirup. Contoh jamur yang dapat menyebabkan paru-paru basah adalah Pneumocystis jirovecii, Cryptococcus, dan Histoplasmosis.

Selain infeksi, paru-paru basah juga dapat terjadi akibat hal lain, misalnya pneumonia aspirasi yang terjadi akibat masuknya benda asing, seperti cairan lambung, air liur, makanan, atau minuman, ke dalam saluran napas dan menimbulkan gangguan pada paru-paru. Pada kasus tertentu, paru-paru basah juga bisa muncul akibat efusi pleura.


Bagaimana Cara Mencegah Paru-Paru Basah?


Pencegahan paru-paru basah dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu:

• Mendapatkan vaksinasi pneumonia (vaksin PCV) dan influenza.
• Tidak merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
• Rajin mencuci tangan, demi menghindari penularan kuman dari orang lain atau dari benda yang terkontaminasi kuman.
• Menjaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan rumah secara rutin.
• Menutup mulut dan hidung dengan sapu tangan ketika bersin.
• Menggunakan masker ketika terdapat polusi udara atau orang yang sedang sakit batuk atau pilek di sekitar rumah atau kantor.

Paru-paru basah adalah masalah kesehatan yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dari dokter spesialis paru. Jika tidak ditangani, kondisi ini berpotensi menjadi semakin berat dan merusak paru-paru.

Pengobatan paru-paru basah disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebabnya. Misalnya jika paru-paru basah disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Untuk paru-paru basah yang sangat berat hingga menyebabkan gagal napas, penanganannya membutuhkan alat bantu napas dan perawatan intensif di ICU.