Suhu ekstrem baik panas maupun dingin perlu Anda ketahui agar jika Anda ingin berlibur, sekolah dan kuliah atau bahkan bekerja di negara dengan suhu ekstrem, Anda sudah mempersiapkannya. Dan salah satu risiko penyakit yang timbul di negara yang sangat dingin adalah hipotermia.

Pengertian Hipotermia



Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC. Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal 37oC, fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.

Hipotermia sering disebabkan oleh paparan cuaca dingin atau perendaman badan dalam air dingin. Hal ini juga dapat disebabkan oleh paparan suhu ruangan di bawah suhu berkisar 10o C. Risiko bahaya hipotermia akan makin berbahaya jika Anda dalam keadaan lelah, kurang energi, bahkan dehidrasi.

Gejala Hipotermia

Tanda dan gejala hipotermia pada umumnya mulai muncul secara lambat yakni sebagai berikut:

1. Menggigil, meskipun ini bisa berhenti saat suhu tubuh Anda menurun
2. Bicara cadel atau bergumam
3. Napas lambat dan tidak bisa menghirup lebih dalam
4. Denyut nadi melemah
5. Kecanggungan atau berkurangnya koordinasi otak ke tubuh atau sebaliknya
6. Mengantuk karena kurang oksigen yang terhirup atau energi yang sangat rendah
7. Kebingungan atau kehilangan memori
8. Hilang kesadaran
9. Merah cerah, kulit dingin (pada bayi)

Bila sudah mengalami gejala di atas segera mencari perawatan medis darurat Jika Anda mencurigai seseorang mengalami hipotermia, hubungi 911 atau nomor darurat lokal Anda. Kemudian segera ambil langkah-langkah ini:

1. Pindahkan orang itu keluar dari kedinginan. Jika pergi ke dalam rumah tidak memungkinkan, lindungi orang itu dari angin, terutama di sekitar leher dan kepala. Lindungi juga individu dari tanah yang dingin.
2. Lepaskan pakaian basah dengan lembut. Ganti benda basah dengan mantel hangat serta kering.
3. Jika diperlukan pemanasan lebih lanjut, lakukan secara bertahap. Sebagai contoh, oleskan kompres hangat dan kering ke pusat tubuh seperti leher, dada dan selangkangan. Menurut ahli kesehatan, opsi lain menggunakan selimut listrik, jika tersedia aliran listrik. Jika Anda menggunakan botol air panas atau bahan kimia, bungkus terlebih dulu dengan handuk sebelum diaplikasikan.
4. Tawarkan minuman hangat, manis, namun tidak berakohol pada orang tersebut.
5. Mulailah melakukan tindakan CPR jika orang tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, batuk, atau bergerak.

Peringatan

1. Jangan memanaskan kembali penderita terlalu cepat, seperti dengan lampu pemanas atau mandi air panas secara langsung.
2. Jangan mencoba menghangatkan lengan dan kaki. Pemanasan atau pijatan anggota tubuh seseorang dalam kondisi ini dapat membuat jantung dan paru-paru bekerja makin buruk.
3. Jangan beri orang itu alkohol atau rokok. Alkohol menghambat proses menghangatnya kembali, dan produk tembakau mengganggu sirkulasi yang diperlukan untuk menghangatkannya kembali.



Saat musim dingin berlarut-larut dan suhu turun, risiko cedera terkait dingin seperti radang dingin bisa terjadi atau bahkan makin buruk.
Menurut dr. Sanj Kakar sebagai ahli bedah tulang dan tangan mengatakan bahwa radang dingin lebih umum terjadi dari yang dipikirkan banyak orang.
Area radang dingin yang paling rentan adalah hidung, telinga, jari tangan dan kaki.

Menurut dr. Sanj Kakar awalnya dengan bentuk-bentuk yang lebih ringan, Anda bisa mendapatkan rasa sakit dan mati rasa pada ujungnya, namun kulit bisa berubah warna. Kulit bisa berubah menjadi warna merah, putih, bahkan biru. Dan tangan Anda akan berisiko melepuh. Dan itu bisa menjadi cedera yang sangat serius. Kasus terburuk, jaringannya bisa mati, dan Anda mungkin perlu operasi untuk mengangkatnya.

Jadi siapa yang paling berisiko?

Yang paling berisiko adalah pasien diabetes tertentu, pasien yang memiliki riwayat radang dingin sebelumnya yang paling rentan terhadap penyakit tersebut, orang yang sudah tidak muda atau anak-anak yang masih terlalu dini, dan orang yang paling berisiko penyakit ini adalah orang yang sedang dehidrasi.

Pencegahan Hipotermia

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia, yaitu:

• Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam jangka waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
• Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan dilakukan, terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin. Kenakan jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
• Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan beraktivitas di luar rumah.
• Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
• Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman dan makanan hangat.

Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat dilakukan adalah:

• Jaga suhu kamar agar selalu hangat.
• Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar rumah saat suhu udara dingin.
• Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigil.