Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Di Masa tersebut, mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik dari segi emosi, kognitif, psikososial, maupun fisik.

Masalah fisik saat tumbuh kembang anak yang paling sering dialami adalah masalah postur tubuh. Kejadian ini banyak terjadi pada anak sekolah antara SD hingga SMA dimana anak-anak mengalami kebiasaan duduk dan kebiasaan membawa tas yang salah, sehingga dapat mengakibatkan gangguan cedera dan menyebabkan deformitas (perubahan bentuk) pada tulang belakang seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis.

Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang ditandai oleh lingkungan tidak normal pada tulang belakang.Seharusnya bentuk tulang belakang itu sejajar, tetapi bagi seseorang yang mengalami skoliosis tulang belakang akan membentuk lengkungan sisi ke sisi hingga membentuk pola “S” atau “C”. Dapat dikatakan skoliosis apabila kebengkokan tulang lebih besar dari 10 derajat. Menurut derajat kebengkokan skoliosis terbagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang, dan berat.

  • 10 – 25 derajat: Skoliosis Ringan
  • 25 – 40 derajat: Skoliosis Sedang
  • > 40 derajat : Skoliosis Berat

Penyebab Skoliosis

Skoliosis ringan memiliki ciri-ciri yaitu leher, bahu, pinggang terlihat tidak sama tinggi, dan baju terlihat tidak simetris. Pada Skoliosis sedang, salah satu tulang belikat akan terlihat lebih menonjol dan mudah lelah apabila melakukan aktivitas fisik. Sedangkan Skoliosis berat menimbulkan keluhan mudah lelah termasuk saat duduk atau berdiri lama, dan terkadang disertai batuk dan sesak. Skoliosis sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor resiko yang dapat menyebabkan kondisi menjadi semakin buruk, seperti proses pertumbuhan, jenis kelamin, usia, lokasi, dan masalah tulang belakang sejak lahir.

Meskipun tidak diketahui penyebab skoliosis namun terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya skoliosis seperti faktor genetik, cacat lahir yang mempengaruhi perkembangan tulang belakang, cedera atau infeksi pada tulang, kelainan pada sumsum tulang belakang, dan kebiasaan sehari-hari dalam melakukan aktivitas. Penyebab yang paling sering mengakibatkan skoliosis adalah kebiasaan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, seperti posisi duduk dan juga beban tas yang dibawa.

Posisi duduk dapat mempengaruhi terjadinya skoliosis karena apabila seseorang duduk di kursi dengan posisi yang tidak tegak dan agak miring kekanan atau kekiri itu dapat mengakibatkan tulang belakang akan dibebankan pada satu titik saja sehingga menimbulkan kebengkokan pada tulang belakang. Sama halnya dengan penggunaan tas yang membawa beban terlalu berat, dengan beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tubuh terdorong ke belakang, sehingga untuk mengimbangi hal tersebut tubuh perlu menumpu kedepan atau kesamping dan mengakibatkan terjadinya skoliosis dan juga merasakan sakit pada leher, bahu, dan punggung.

apa saja geajala skoliosis

Gejala Skoliosis

Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang memiliki berbagai gejala, tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut merupakan beberapa gejala skoliosis yang sering ditemukan:

1. Bentuk Tubuh

Gejala yang paling sering dilihat pada orang yang memiliki skoliosis yaitu bentuk tubuh tidak simetri, seperti tidak sejajar antara bahu dan pinggul.

2. Lengkungan Pada Punggung

Seseorang yang memiliki skoliosis, punggungnya dapat membentuk lengkungan sisi ke sisi. Lengkungan ini dapat terjadi pada berbagai bagian tulang belakang.

3. Nyeri Punggung

Gejala yang dapat ditimbulkan bagi seseorang penderita skoliosis adalah nyeri punggung, terutama pada bagian yang melengkung.

4. Ketegangan Otot

Otot pada sekitar area yang melengkung dapat menjadi tegang dan mengakibatkan cepat kelelahan.

5. Pengaruh pada Pernapasan

Penderita Skoliosis berat, dapat mempengaruhi daerah dada yang menyebabkan paru-paru tertekan dan mempengaruhi fungsi pernapasan.

Skoliosis dapat berdampak cukup besar bagi penderitanya, karena pada umumnya penderita skoliosis akan mengalami kelainan bentuk tulang belakang yang dapat mengakibatkan penderita terkesan malu untuk berada di lingkungan sosial, mengalami nyeri, serta dapat terkena penyakit jantung dan paru-paru seperti asma apabila kategori skoliosis sudah berat. Terkena penyakit jantung atau paru-paru disebabkan oleh tulang belakang yang menekan organ tersebut.

apa saja geajala skoliosis

Diagnosis Skoliosis

Deteksi dini skoliosis memegang peran penting dalam mencegah kelainan dan kerusakan yang bertambah parah. Deteksi dini skoliosis dapat dilakukan untuk mencegah skoliosis dengan menemukan tanda-tanda kelengkungan tulang punggung. Diagnosa skoliosis melibatkan serangkaian pemeriksaan klinis dan radiologi untuk menentukan keberadaan dan tingkat keparahan kelainan pada tulang belakang. Dibawah ini merupakan langkah-langkah dalam diagnosa skoliosis:

  • Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan fisik dilakukan oleh ahli kesehatan terkait untuk melihat dan mengevaluasi postur tubuh, kesejajaran bahu, pinggul, dan punggung.
  • Pemeriksaan Radiologi
    Pemeriksaan radiologi seperti sinar-X dapat digunakan dalam pengukuran sudut cobb. Sudut cobb diukur dari gambar hasil sinar-X yang dapat menunjukan tingkat kelengkungan tulang belakang sehingga dapat mendeteksi tingkat keparahan skoliosis
  • Pemeriksaan Neurologis
    Dalam beberapa kasus, perlunya dilakukan pemeriksaan Neurologis untuk memastikan tidak ada kerusakan pada sistem saraf yang memiliki skoliosis.
  • Ultrasonografi
    Ultrasonografi adalah metode diagnosis non-invasif dengan menggunakan gelombang berfrekuensi tinggi. Diagnosa skoliosis dengan Ultrasonografi biasanya digunakan untuk mendeteksi skoliosis tahap awal pada bayi.

Sangat penting untuk diingat bahwa diagnosa skoliosis harus dilakukan oleh ahli kesehatan atau profesional dalam dunia medis dan berpengalaman. Kebanyakan kasus penyakit skoliosis tidak dapat dicegah karena berhubungan dengan genetik atau cacat bawaan lahir. Namun ada beberapa cara yang dapat mengurangi kelengkungan tulang belakang dan mencegah dampak negatif dari komplikasi skoliosis.

apa saja geajala skoliosis

Pengobatan untuk skoliosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kelainan, usia penderita, dan faktor lainnya. Secara umum cara untuk mengobati skoliosis yaitu dengan minum obat pereda, nyeri, minum vitamin D, dan meningkatkan asupan kalium. Selain minum obat, pengobatan skoliosis juga dapat menggunakan Brace (Korset).

Brace merupakan penyangga punggung berbentuk korset yang berfungsi untuk menopang tulang punggung agar tetap lurus. Brace akan mengelilingi tubuh penggunanya dari bawah ketiak hingga pinggul. Terapi dengan korset biasanya digunakan bagi penderita skoliosis sedang atau 25 – 40 derajat agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Penggunaan korset ini bertujuan untuk meminimalisir derajat keparahan Skoliosis, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih mengalami masa pertumbuhan. Penggunaan korset dapat dilakukan dalam waktu lama karena tidak memberikan dampak negatif pada tubuh.


Skoliosis, sebuah kelainan pada tulang belakang yang dapat mengubah bentuk punggung seseorang. Dengan perkembangan ilmu kedokteran yang semakin canggih, penderita skoliosis dapat menemukan solusi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Pengobatan skoliosis bersifat individual dan tergantung dari berbagai faktor.

Pemantauan rutin, fisioterapi, penggunaan korset, hingga operasi mungkin menjadi bagian dari pengobatan sesuai dengan keparahan skoliosis orang tersebut yang telah direkomendasikan oleh tenaga kesehatan atau profesional dalam bidang medis. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai maka penderita skoliosis dapat menjalani kehidupan yang lebih aktif dan bahagia.

Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, kunjungi website Galeri Medika. Di Galeri Medika, Kamu juga bisa membeli alat kesehatan yang dijamin 100% Original dan dapat dikirim ke seluruh Nusantara menggunakan jasa ekspedisi terpercaya.

Klik Untuk Lihat Sumber>

https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/view/185/301
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/773/yuks-mengenal-skoliosis
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/terapi-brace
https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2075626&val=15794&title=Efektivitas%20Skoliometer%20Sebagai%20Alat%20Deteksi%20Dini%20Skoliosis