Namun kini sudah ada alat bantu dengar yang memudahkan penderita untuk mendengar suara sehingga mengobrol pun menjadi lebih mudah dan gangguan pendengaran bukan menjadi halangan untuk seseorang berbicara dengan orang lainnya.

Ada 3 Jenis gangguan pendengaran yang sering terjadi berdasarkan peyebabnya



1. Gangguan Pendengaran Konduktif

Gangguan pendengaran ini biasanya terjadi ketika getaran suara tidak dapat masuk ke dalam bagian telinga dalam. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya gangguan pada bagian ossicles (stapes, malleus, dan incus) atau bagian telinga lainnya yang menghambat aliran suara mencapai koklea. Masalah gendang telinga yang tidak bisa menggetarkan gelombang suara dengan benar juga bisa jadi penyebab tuli konduktif ini.

Penyebab lain dari jenis gangguan pendengaran konduktif ini yaitu:

Kotoran telinga yang menumpuk. Telinga Anda menghasilkan lilin yang berbau dan membuat telinga gatal ketika sudah cukup banyak. Membersihkan kotoran telinga dengan cotton buds, sering kali mendorong kotoran lebih ke dalam, membuat kotoran menumpuk dan menggumpal sehingga menghalangi suara yang masuk.
Swimmer’s ear. Air yang masuk ke telinga membuat telinga jadi lembap dan menimbulkan infeksi. Kondisi ini disebut juga dengan otitis eksternal. Infeksi menyebabkan pembengkakan sehingga mengganggu pendengaran Anda.
Telinga tersumbat. Potongan kapas dari cotton buds dapat lepas dan tertinggal di dalam telinga. Kondisi ini bisa menyumbat telinga sehingga suara yang masuk jadi kurang terdengar.
Adanya cairan di telinga tengah. Flu, alergi, infeksi telinga, atau penyakit pada saluran pernapasan bisa menyebabkan cairan menumpuk dan mengganggu kerja tabung eustachius yang harus membuka dan menutup.
Cacat. Saluran telinga luar yang tidak sempurna saat lahir bisa menyebabkan pendengaran Anda terganggu. Kondisi ini disebut dengan atresia dan bisa diatasi dengan operasi rekonstruksi telinga.
Otosklerosis. Pertumbuhan bentuk tulang yang tidak normal di bagian tengah telinga bisa membuat telinga tidak responsif dan tidak bergetar. Akibatnya, Anda jadi tidak bisa mendengar suara dengan baik.
Cholesteatoma. Pertumbuhan tumor jinak pada telinga bagian tengah akibat infeksi telinga berulang. Jika tumor yang ada lebih dari satu, kondisi ini bisa merusak telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran.

2. Gangguan pendengaran sensorineural



Gangguan pendengaran ini paling umum terjadi. Jika Anda memiliki kondisi ini, suara jadi sulit untuk didengar dan tidak jelas. Masalah pada telinga ini terjadi pada bagian telinga dalam, saraf koklea, atau gangguan pada silia (rambut kecil di dalam telinga).

Jenis gangguan pendengaran sensorineural biasanya disebabkan oleh berbagai hal dan masalah medis tertentu, seperti:

Penuaan. Semakin tua, kemampuan telinga untuk mendengar akan semakin menurun. Kondisi ini disebut juga dengan presbiakusis.
Trauma akustik. Kondisi ini terjadi akibat paparan suara keras dalam waktu yang lama. Lingkungan yang bising dengan suara musik keras, bunyi mesin, atau suara keras lainnya bisa meningkatkan peluang kerusakan telinga.
Penyakit autoimun yang menyerang telinga bagian dalam. Kelainan sistem imun bisa memengaruhi kesehatan telinga. Kondisi ini dapat memburuk kesehatan telinga sehingga telinga jadi berdengung atau bindeng.
Penyakit meniere. Kondisi kronis ini menyebabkan gangguan pendengaran seperti gejala vertigo dan tinnitus.
Perubahan tekanan udara mendadak. Kegiatan seperti scuba diving, naik pesawat, atau terjun payung bisa meningkatkan risiko kerusakan saraf telinga bagian dalam. Saat mendarat atau kembali ke darat, cairan pada telinga bagian dalam dapat bergeser, bocor, dan pecah.
Neuroma akustik. Tumor non-kanker ini bisa memengaruhi saraf yang mengirim sinyal suara ke telinga bagian dalam dan otak. Pendengaran yang terganggu menjadi tanda awal kondisi ini.

3. Gangguan pendengaran kombinasi

Gangguan pendengaran kombinasi adalah gabungan dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Orang dengan kondisi ini biasanya mengalami gangguan pendengaran sensorineural terlebih dulu. Lama kelamaan apabila tidak dirawat, gangguan pendengar jadi semakin buruk sehingga menimbulkan gangguan konduktif.

Alat Bantu dengar bisa membantu masalah gangguan pendengaran dan kini banyak alat bantu dengar yang bisa menjadi pilihan Anda yaitu


Onemed ABD

• Suara Output: 128 +/- 5 db
• Amplifikasi suara: 40 db
• Dengan tingkat distorsi harmonisa totalnya
di bawah 5 % sesuai batas interasional
• Jangkauan frekuensinya berkisar 100-600 Hz
• Daya tahan baterai<= 5.0 mA
• Tanpa garansi

Beurer HA20

• Suara maksimal 128 db
• Amplifikasi suara: 40 db
• Dengan tingkat distorsi harmonisa totalnya
di bawah 5 % sesuai batas interasional
• Jangkauan frekuensinya berkisar 200-5000 Hz
• Bergaransi 3 tahun

Beurer HA 50

• Suara maksimal 128 db
• Amplifikasi suara: 40 db
• Dengan tingkat distorsi harmonisa totalnya
di bawah 5 % sesuai batas interasional
• Jangkauan frekuensinya 100-6000 Hz
• Memiliki fitur Low-noise rendering
yang membuatnya berbeda dari yang lain
yaitu meredam suara yang keras atau
disebut juga dengan menyaring.
• Bergaransi 3 tahun