Cardio Pulmonary Resusciation atau CPR merupakan teknik kompresi dada dan pemberian nafas bantuan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti. CPR biasanya sering diikuti dengan Chest Compression yang artinya Ketuk Luar Jantung (KLJ) kapan CPR harus dilakukan?

Kondisi tersebut biasanya dilakukan untuk orang yang tenggelam, Shock atau terkena Serangan Jantung. Berhentinya detak jantung mempengaruhi peredaran darah yang mengandung oksigen ke otak dan organ vital lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang meninggal karena mampu memicu kerusakan otak, dengan pemberian CPR darah beroksigen dapat kembali mengalir ke otak dan seluruh tubuh.




Walaupun masker saku tidak seefesien masker bag velve, masker ini memiliki kelebihan ketika hanya ada satu penyelamat yang tersedia. Seperti namanya, masker ini diuntungkan dari portabilitas yang lebih mudah jika dibandingkan dengan topeng katup atas. Juga, berbeda dengan masker katup atas yang membutuhkan dua tangan untuk beroperasi (satu untuk membentuk segel dan yang satu lagi untuk meremas tas). Masker saku memungkinkam kedua tangan penyelamat berada diatas kepala pasien, penempatan tangan ini memberikan segel unggul pada wajah pasien dan memungkinkan responden untuk melakukan dorong rahang pada pasien yang mungkin memiliki cedera tulang belakang.



Teknik CPR pada umumnya terdiri dari tiga langkah, yang pertama dengan menekan atau kompresi dada, cara melakukannya dengan membaringkan tubuh pasien diatas permukaan yang keras dan rata. Lalu anda bisa berlutut atau duduk di samping leher dan bahu pasien, letakkan satu tangan anda di atas dada korban dan bagian tengahnya, dan letakkan telapak tangan kedua diatas tangan yang pertama dengan posisi siku lurus setelah itu anda bisa mulai dengan menekan dada pasien sedalam 5 cm sebanyak 30 kali dengan kecepatan satu hingga dua tekanan per detik. Selanjutnya adalah membuka saluran pernafasannya dengan cara menghadapkan kepalanya keatas, lalu angkat dagunya secara perlahan untuk membuka saluran nafas. Langkah ketiga dengan kepala mendongak dan dagu terangkat anda bisa memberikan nafas buatan dengan mengulangi proses menekan dada sebanyak 30 kali yang diikuti oleh dua kali memberikan nafas buatan karena proses ini dianggap sebagai satu siklus.

 

Kesimpulan

 

Meski teknik nafas buatan diatas banyak melibatkan alat bantu pernafasan dan dilakukan oleh tenaga medis, bukan berarti anda sebagai orang awam tidak perlu mengetahuinya. Anda bisa mempelajari napas buatan mouth to mouth sebagai bagian dari Resusitasi Jangung Paru (RJP). Keterampilan ini sangat bermanfaat, karena mungkin saja anda akan dihadapkan pada situasi dimana RJP diperlukan untuk menolong nyawa seseorang.
Sambil melakukan nafas buatan, jangan lupa untuk tetap menghubungi ambulans di nomor 118 dan polisi di nomor 112 untuk meminta pertolongan. Lakukan RJP sampai orang yang ditolong menunjukkan respons berupa munculnya denyut nadi dan bisa bernafas sendiri, atau sanpai bantuan medis datang.