Kolostomi adalah pembedahan untuk membuat lubang pada dinding perut sebagai tempat bukaan (stoma) usus besar. Dengan ini, pasien tetap dapat membuang feses melalui lubang tersebut. Bukaan kolostomi dapat dipertahankan sementara atau dibuat secara permanen, tergantung dari penyakit yang diidap oleh pasien. Operasi ini dilakukan dengan cara membuka salah satu ujung usus besar, lalu dihubungkan pada bukaan atau lubang (stoma) pada dinding perut, biasanya di sisi kiri perut. Feses tidak akan lagi keluar melalui anus, tapi melalui lubang alias stoma pada dinding perut tadi.

Setelah itu, pada lubang perut akan ditempelkan sebuah kantong kolostomi untuk menampung feses yang keluar. Kantong ini perlu diganti secara rutin setelah kotorannya penuh supaya tidak menimbulkan infeksi. Ada sedikit perbedaan bentuk feses yang keluar lewat anus dan lubang perut. Bedanya, feses yang keluar mungkin tidak sepadat saat keluar melalui anus, tapi cenderung lebih lunak atau cair. Namun, ini tergantung juga dari kondisi kesehatan masing-masing pasien. Operasi kolostomi ini umumnya dilakukan pada penderita :

1. Penyakit peradangan usus akut

Hal ini terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang membuat pasien tidak bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi radang usus.

2. Tidak memiliki anus (imperforata anus)

Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap atau karena kelainan genetik.

3. Hirschsprung

Ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi.


Kandidat Kolostomi Permanen dan Kolostomi Sementara

Kolostomi memiliki tujuan untuk membantu mengeluarkan isi saluran cerna, pada berbagai kondisi di mana usus besar rusak akibat cedera atau penyakit, misalnya kanker. Pada kanker usus besar atau kanker kolorektal, bagian usus yang dekat dengan dubur dan terkena kanker akan diangkat terlebih dahulu, sehingga anus sudah tidak lagi menjadi saluran pembuangan kotoran. Selain kanker, beberapa kondisi yang mungkin juga memerlukan kolostomi permanen atau kolostomi sementara adalah :

Kolostomi Permanen

Orang-orang yang mungkin menjadi kandidat untuk kolostomi permanen meliputi orang yang mengalami :

• Penyumbatan total pada usus besar.
• Cedera pada usus.
• Penyakit Crohn, yakni peradangan pada usus besar yang disebabkan penyakit autoimun.
• Kanker kolorektal
• Polip usus besar Divertikulitis, yaitu terbentuknya diverticula atau kantong-kantong kecil di usus besar yang terinfeksi dan meradang.

Kolostomi Sementara

Pada pasien yang mengalami kelainan bawaan lahir berupa tidak adanya lubang anus, kolostomi biasanya hanya dipertahankan sementara. Dokter kemudian akan melakukan bedah untuk membuat lubang anus pada pasien. Setelah kondisi membaik atau sembuh, lubang stoma dapat ditutup dan fungsi usus akan kembali normal. Biasanya, masa pemulihan berlangsung selama 12 minggu, namun bisa berbeda pada masing-masing orang.


Perawatan Setelah Operasi Kolostomi



Setelah menjalani operasi kolostomi, pada hari pertama Anda mungkin hanya diperbolehkan mengonsumsi es batu untuk menghilangkan rasa haus. Setelah itu, Anda baru diizinkan mengonsumsi cairan dan makanan lunak secara bertahap. Anda juga mungkin akan berada di rumah sakit selama 3-7 hari, atau lebih lama jika kolostomi dilakukan sebagai tindakan darurat. Sebelum pulang, perawat akan menunjukkan cara merawat lubang dan kantung kolostomi. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk perawatan mandiri setelah menjalani kolostomi, diantaranya :

• Cara memasang, mengeringkan, dan mengganti kantong yang dipasang pada lubang di dinding perut yang dibuat melalui prosedur kolostomi (ostomy pouch).
• Anda harus segera mengganti kantong kolostomi ketika kotoran mulai merembes atau mengenai kulit di sekitarnya. Lebih disarankan untuk mengganti kantong ketika kotoran pada kantong sudah mencapai satu pertiga dari kapasitas kantong.
• Jagalah kebersihan lubang kolostomi dan kulit di sekitarnya. Anda bisa membersihkan kulit menggunakan lap yang sudah dibasahi dengan air hangat dan sabun, lalu membilasnya hingga bersih, setelah itu mengeringkannya. Gunakan sabun yang lembut, tidak mengandung minyak, parfum, atau deodorant.
• Perhatikan apabila ada perubahan pada bentuk, ukuran, dan bau ketika Anda sedang membersihkan kulit atau mengganti kantong kolostomi. Perhatikan juga kemungkinan munculnya reaksi alergi yang bisa disebabkan oleh bahan kantong. Normalnya, lubang tempat usus besar menempel pada perut berwarna pink atau merah muda, dan lembap selama beberapa minggu setelah bengkak mereda.
• Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum melakukan prosedur perawatan luka dan juga sesudahnya agar terhindar dari risiko infeksi.


Pilih Kantong Kolostomi yang Tepat



Beberapa jenis kantong kolostomi dapat digunakan selama tiga hingga tujuh hari, namun ada juga jenis kantong yang perlu diganti setiap hari. Berikut ini kami rekomendasikan kantong kolostomi yang bisa menjadi opsi terbaik pilihan Anda :

1. Colostomy Bag Onemed




Colostomy Bag / Kantong Kolostomi merk OneMed berfungsi untuk menampung buangan dari sistem pencernaan. Produk kantong kolostomi merupakan produk tepat guna bagi pasien pascaoperasi kolostomi (pembuatan lubang buatan pada saluran pencernaan untuk membuang kotoran). Produk ini untuk satu kali pemakaian.

2. Colostomy Bag Alcare 16771 Made In Japan




Alat perlengkapan seperti kantung plastik ini memiliki fungsi sebagai penampung feses. Biasanya digunakan setelah pasien melakukan operasi. Bisa digunakan berkali-kali. Maksimal satu minggu penggunaan. Jika perekat sudah tidak bisa menempel, bisa menggunakan pasta sebagai perekat. Bersifat disposable yang mana bisa melakukan sistem pembuangan, bila ada gas yang akan dibuang, cukup buka klep

3. Colostomy Bag Comy - Onemed




Colostomy Bag/ Kantong Kolostomi dipakai untuk menampung feses pada pasien setelah operasi colon (pembedahan usus untuk membuat anus buatan melalui otot dan kulit perut). Comy bag adalah salah satu jenis colostomy bag terbaru dengan model kantung dengan penjepit (drainage). Kolostomy ini sifatnya drainable yaitu memiliki saluran pembuangan, apabila terdapat gas dapat dibuang dengan membuka klem penutupnya.

4. Alcare 15041 Colostomy Bag Pospack Simple




Kolostomi Bag Alcare adalah kolostomi bag dewasa atau anak buatan Jepang dengan dilengkapi wafer tempelan, bisa digunakan untuk colostomy maupun ileostomi. Sudah lama beredar di Indonesia dan sangat membantu banyak pasien dewasa dan anak.


Untuk kantong kolostomi yang bisa dipakai berkali-kali, apabila perekat sudah tidak bisa menempel, bisa menggunakan pasta sebagai perekat. Berikut lem khusus kantong kolostomi :


1. Lem Pasta Kolostomi / Colostomy Procare Alcare MF Pate - 50g




Pasta Kolostomi / Colostomy Procare Alcare MF Pate digunakan untuk membantu mencegah kebocoran pada pemasangan kantong kolosomi atau colostomy bag. Kantong kolostomi ditempelkan pada permukaan kulit menggunakan lem atau perekat. Jika luka masih basah biasanya perekatnya bisa bocor atau lepas sama sekali. Jika feses bocor kemungkinan membasahi baju dan celana dan dapat menimbulkan bau. Untuk mengatasinya gunakan pasta Pasta Kolostomi / Colostomy Procare Alcare MF Pate setiap kali memasang kantong kolostomi.

2. Lem Pasta Kolostomi / Colostomy Procare Alcare MF Pate - 100g




Pasta Kolostomi / Colostomy Procare Alcare MF Pate ini tersedia dalam kemasan tube ukuran 100 gr digunakan untuk membantu mencegah kebocoran pada penggunaan kantong kolostomi. Cara penggunaannya dengan meletakkan pasta pada lingkaran terdalam kantong kolostomi yang sudah dipotong sesuai dengan ukutan stoma lalu tempelkan seperti biasa pada lubang stoma tersebut.



Kesimpulan

Hal penting yang harus Anda selalu perhatikan setelah menjalani operasi kolostomi adalah kebersihan di sekitar area lubang dibuat, jangan sampai menimbulkan infeksi. Kolostomi yang terinfeksi atau mengalami komplikasi dapat ditandai dengan perubahan pada bentuk, warna, bau, dan ukuran lubang. Dapat juga disertai rasa mual atau muntah yang berkepanjangan, demam, dan pendarahan pada lubang. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut atau keluhanan lain yang tidak biasa.