Sel kanker bisa tumbuh di dalam tubuh akibat berada di lingkungan yang penuh dengan radikal bebas dan senyawa kimia seperti karbon monoksida. Untuk mencegahnya bisa dilakukan pengecekan secara rutin berapa banyak kandungan karbon monoksida yang ada di dalam tubuh. Namun sebelum itu, apa itu karbon monoksida?



Karbon Monoksida dalah senyawa gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin kendaraan. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, dan menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor atau bereaksi banyak senyawa karbon.

Jika terhirup, karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin, yaitu bagian sel darah merah yang seharusnya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, bila karbon monoksida terhirup dalam jumlah banyak, akan terjadi hipoksia. Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia merupakan kondisi berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya dengan cepat. Gejala hipoksia bisa muncul dan memburuk secara cepat (akut) atau bertahap (kronis).



Beberapa gejala yang menyertai hipoksia, di antaranya adalah:

• Napas pendek dan cepat.
• Detak jantung cepat.
• Warna kulit menjadi agak kebiruan atau dapat menjadi merah terang seperti buah ceri, tergantung penyebab dari hipoksianya.
• Lemas.
• Menjadi linglung atau bingung.
• Kehilangan kesadaran.
• Berkeringat.
• Batuk.
• Rasa seperti dicekik.
• Napas berbunyi.

Siapa pun dapat mengalami keracunan karbon monoksida, khususnya mereka yang berada di ruangan dengan ventilasi yang buruk dan beberapa kondisi seperti ini:

1. Merokok



Zat karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran rokok tembakau menjadi salah satu zat yang dapat menyebabkan gangguan jantung dan pembuluh darah. Karbon monoksida pada rokok juga bisa mengikat diri pada hemoglobin dalam darah secara permanen, sehingga menghalangi suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karbon monoksida ini cenderung membuat Anda merasa kehabisan napas dan juga menjadi lebih mudah lelah. Maka dari itu usahakan berhenti merokok secepatnya. Bagi sebagian orang, mengunyah permen karet bisa menjadi pengganti rasa tidak enak saat tidak merokok. Ini bisa jadi tips bagi anda yang ingin berhenti merokok.

2. Polusi Udara

Orang yang sering berada di lalu lintas kota dengan polusi yang tinggi. Terutama juga di kota besar seperti Jakarta juga mempunyai kadar karbon monoksida yang cukup besar. Untuk itu gunakan kendaraan umum atau sepeda untuk membantu pemerintah Jakarta dalam mengurangi polusi dan karbon monoksida.

3. Ruangan dengan Ventilasi yang Buruk

Berada di ruangan yang bersamaan dengan mesin generator atau kendaraan yang menghasilkan karbon monoksida dengan ventilasi yang buruk. Misalnya anda memanaskan kendaraan bermotor anda di dalam rumah tanpa ekshaus. Maka dari itu lebih baik memanaskan kendaraan atau menggunakan genset di luar ruangan agar karbon monoksida ikut pergi keluar sehingga risiko keracunan karbon monoksida berkurang.

4. Memasak di dapur tanpa ventilasi itu sangat berbahaya.

5. Kebakaran

Terutama kebakaran hutan yang pernah menimpa Sumatra waktu itu. Hal itu membuat warga yang terdampak sangat terganggu dan berisiko keracunan karbon monoksida dan kekurangan oksigen.
Semua manusia bisa berisiko mengalami keracunan karbon dioksida. Namun yang paling rentan memiliki penyakit yaitu bayi, lanjut usia, orang yang mengalami penyakit jantung dan orang yang mengalami penyakit paru-paru.

Untuk mengetahui seberapa besar kandungan karbon monoksida dalam tubuh bisa gunakan alat yang bernama Serenity Co Analyzer Pro. Serenity CO Analyzer PRO adalah perangkat skrining Karbon Monoksida untuk membantu setiap orang yang ingin mengetahui seberapa banyak tingkat CO ada di tubuh mereka atau di lingkungan mereka yang dapat membahayakan kehidupan. Alat ini dapat membantu keberhasilan orang dalam berhenti merokok.

Dirancang untuk semua profesional kesehatan untuk melakukan tes napas cepat dan sederhana, kemudian membantu keberhasilan orang dalam berhenti merokok, di desain sederhana dan portable, mudah dioperasikan, membaca waktu nyata, indikator audio-visual, dan tampilan terbesar untuk mudah dibaca.

Serenity Co Analyzer Pro




Spesifikasi Produk

• Gas Detected: Carbon Monoxide
• Display: 128 x 64pixel Graphic LCD
• Result: PPM and %COHB Concentration Range: 0 - 99PPM
• Detection Sensor Used: Electrochemical fuel cell Sensitivity: 1ppm
• Accuracy (repeatability): ±2% Operation temperature range: 5 - 35 °C
• Operating Pressure: Atmospheric +/- 10%
• Operating Humidity: 30% to 90% RH
• Operating Altitude: Sea Level to 6000 ft
• Storage Temperature: -20 tp +70°C
• Storage Humidity: 10% to 90% RH
• Hydrogen cross-sensitivity :< 12% at 20°C
• Sensor operating life: 2-5 years, 2 years warranty
• Sensor Drift: < 2% per month
• Power Supply: Single 9V Pp3 battery
• Size: 135mm x 60 mm x 60mm
• Weight (approximate): 160g including battery
• Indicator Levels: Green 0 - 6PPM
• Yellow 7 - 10PPM
• Red 11 - 20PPM.
• Flashing red and audible alarm 20+ PPM.
• Language display: Indonesian
• Medical Safety Standard: Medical Devices Directive 93/42/EEC (as amended)




Sumber:
https://www.indozone.id/health/DNs4Xy/waspada-karbon-monoksida-dalam-rokok-ganggu-saluran-oksigen-ke-otak/read-all
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida
https://www.alodokter.com/keracunan-karbon-monoksida
https://www.alodokter.com/hipoksia
https://www.alodokter.com/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh