Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar. Stres juga terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.

Stres bisa muncul akibat tekanan batin seseorang. Misalnya masalah yang terjadi di kantor, masalah rumah tangga, masalah keluarga, patah hati, putus cinta, masalah finansial (keuangan), masalah hutang, ditinggal orang yang tersayang, serta masalah hubungan sosial merupakan salah sekian dari banyaknya hal yang memicu stres seseorang.

Bahkan, anak-anak juga bisa mengalami stres misalnya dilarang bermain bersama teman. Stres bisa berakhir apabila kondisi seseorang telah melewati tekanan tersebut atau seseorang tersebut mampu menyelesaikan masalahnya baik sendiri maupun bantuan orang lain.

Stres yang berlebihan bisa berdampak negatif bagi manusia. Stres bisa membuat daya tahan tubuh manusia tersebut lemah, mengalami gangguan sulit tidur, terganggunya sistem pencernaan, serta akan mengalami masalah sistem reproduksi baik pria maupun wanita.

Gejala yang muncul saat seseorang mengalami stres dapat berbeda-beda, tergantung penyebab dan cara menyikapinya. Antara lain:



1. Gejala Emosi

Seseorang yang mengalami stres, akan hal-hal seperti mudah marah, gugup, frustrasi, suasana hati yang mudah terbawa oleh suasana, sulit untuk menenangkan pikiran, rendah diri, merasa kesepian, tidak berguna, bingung, dan hilang kendali, hingga tampak bingung, menghindari orang lain, bahkan depresi. Apabila sulit untuk dihilangkan, coba bercerita pada orang yang anda percayai atau bisa juga mendatangi psikiater untuk meminta bantuan bisa berupa saran yang baik. Hal ini tujuannya agar gejala emosi anda bisa mereda akibat stres

2. Gejala Fisik

Gejala fisik yang timbul akibat stres bisa seperti lemas, pusing, migrain, sakit kepala tegang, gangguan pencernaan (mual dan diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut kering dan sulit menelan. Stres pada wanita juga dapat menimbulkan keluhan atau gangguan menstruasi.

3. Gejala Kognitif

Contohnya sering lupa, sulit memusatkan perhatian, pesimis, memiliki pandangan yang negatif, dan membuat keputusan yang tidak baik.

4. Gejala Perilaku

Misalnya tidak mau makan, menghindari tanggung jawab, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-balik, merokok, hingga mengonsumsi alkohol secara berlebihan bahkan bisa berujung pada tingkat kriminal seperti mengonsumsi narkotika.


Bila seseorang tidak dapat mengatasi stres dengan baik dan stres menjadi berkepanjangan, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan psikiater. Terlebih bila stres dialami secara berulang hingga menyebabkan gejala fisik.

Melalui sesi konseling, psikiater akan mencari tahu pemicunya, agar dapat ditentukan penanganannya. Bila stres sudah memengaruhi kerja organ dalam, psikiater akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung.

Setelah mengevaluasi masalah, kondisi mental, dan kondisi fisik pasien, psikiater akan menentukan tindakan penanganan yang sesuai. Fokus dari penanganan stres adalah untuk mengubah cara pandang dan respon penderita terhadap situasi yang menjadi penyebab stres.

Metode penanganan stres mencakup perubahan gaya hidup, teknik relaksasi, serta psikoterapi.

Perubahan gaya hidup tersebut meliputi:



• Berolahraga secara teratur
• Menerapkan pola makan dengan gizi seimbang
• Membatasi konsumsi kafein
• Menghindari konsumsi alkohol dan NAPZA
• Tidur yang cukup
• Melakukan kegiatan yang menyenangkan hati.

Selain perubahan gaya hidup ke yang lebih sehat, upaya penanganan stres juga dapat dilakukan dengan melakukan teknik relaksasi yang dapat meredakan stres, misalnya meditasi, aromaterapi, atau yoga.

Dalam psikoterapi, psikiater akan mencoba untuk menanamkan kepada penderita untuk selalu memiliki pandangan yang positif dalam segala kondisi. Selain itu, psikiater akan meminta pasien membuat tujuan dalam hidupnya, dimulai dari tujuan yang mudah dicapai. Psikoterapi ini akan dilakukan dalam beberapa sesi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater bila Anda merasa mengalami stres yang berkepanjangan.

Untuk mengetahui berapa tingkatan stres perlu alat yang berfungsi mengecek detak jantung. Alat ini bisa ditemukan pada Smart Pulse Stress Analyzer.


Smart Pulse Stress Analyzer - Versi Regular




Untuk menjaga fisik dan gaya hidup sehat, gunakan smart pulse yang bekerja mendeteksi dan mengukur irama denyut nadi parifer (Denyut nadi yang dirasakan pada parifer tubuh seperti leher, pergelangan dan kaki) dengan menempatkan sensor pada ujung jari pengguna. Di desain dengan ukuran yang ringkas dan praktis dapat digunakan kapan saja. Pemeriksaan hanya berlangsung dua setengah menit. Dengan kehebatan alat ini yang bisa mengecek ANS (Autonomous nervouse system) hanya dengan menghubungkan alat ke perangkat seluler. Dan alat ini memberikan data objektif untuk mendiagnosis gangguan psikosomatk seperti tingkat stres, depresi hingga gangguan tidur.



Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Stres
https://www.alodokter.com/stres
http://www.medi-core.com/en/hrv/smart_pulse.html?ckattempt=1