Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:

• Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL
• Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
• Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL
• Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL

Namun apa jadinya jika kita mengonsumsi makanan manis yang berlebihan.

Berikut ini 8 hal yang akan terjadi ketika Anda mengonsumsi makanan manis yang berlebihan:


1. Berat badan bertambah


Kelebihan Berat Badan


"Makanan dan minuman manis memiliki banyak kalori dan apa pun yang memiliki banyak kalori akan membuat Anda bertambah berat," menurut Dr. Jennifer Haythe. Berbagai penelitian telah mengaitkan konsumsi makanan dan minuman manis dengan kenaikan berat badan. Penelitian yang diterbitkan dalam "American Journal of Clinical Nutrition" pada tahun 2011 mengkonfirmasi "hubungan positif" antara minum minuman ringan secara teratur dan meningkatnya epidemi obesitas.

Para penelitian menyimpulkan minuman yang dimaniskan dengan gula, terutama soda, memberikan sedikit manfaat gizi dan meningkatkan berat badan dan mungkin risiko diabetes, patah tulang, dan karies gigi. Tubuh Anda membutuhkan glukosa untuk hidup, tetapi ketika Anda mengonsumsi lebih dari yang Anda butuh kan, apa yang terjadi?

Menurut seorang ahli ketika Anda mengonsumsi lebih banyak gula daripada yang bisa digunakan tubuh, tubuh mengubahnya menjadi asam lemak dan menyimpannya untuk digunakan di masa depan dalam sel lemak adiposa, seperti pinggul, paha, lengan, dan perut.


2. Kerusakan gigi


Gula berinteraksi dengan bakteri dan menghasilkan asam yang melarutkan dan merusak enamel gigi, menyebabkan gigi bisa membusuk.

Gula sebenarnya tidak menyebabkan gigi berlubang, bertentangan dengan kepercayaan umum. Namun, produk limbah (asam) yang disebabkan oleh gula yang berinteraksi dengan permukaan gigi Anda akan menyebabkan gigi berlubang. Jadi, jika Anda tidak memperhatikan apa yang Anda makan atau mengabaikan menyikat gigi, Anda bisa melihat di dalam mulut Anda penuh dengan gigi berlubang.


3. Masalah kulit


Tidak hanya jerawat, tetapi kulit kusam, berminyak dan kondisi kulit lainnya dapat diperburuk oleh konsumsi makanan yang kaya akan gula.

Para ilmuwan baru-baru ini membuat hubungan antara mengonsumsi susu dan makanan dengan indeks glikemik tinggi (alias makanan manis) dengan masalah kulit.

Penelitian menyimpulkan sebuah penelitian pada 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology bahwa mereka telah memperkuat peran makanan tertentu, seperti produk susu, serta pola diet, termasuk diet tinggi glikemik, terhadap kulit.


4. Rasa ingin memakan makanan manis yang lebih banyak


Gula mungkin tidak membuat ketagihan seperti obat keras, tetapi sains telah membuat hubungan antara makan lebih banyak permen dan membuatnya ketagihan.

Ketika Anda makan banyak gula, otak Anda melepaskan dopamin yaitu bahan kimia "rasa enak" yang dilepaskan yang sama ketika Anda berhubungan seks atau memiliki interaksi manusia yang positif.

Meskipun para ilmuwan belum mencapai konsensus tentang seberapa kecanduan gula dapat dilakukan, sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal "Neuroscience & Biobehavioral Review" mencatat bahwa ketika diberi akses tanpa batas ke gula, tikus menunjukkan empat tanda kecanduan yaitu makan berlebihan, penarikan, keinginan, dan keinginan yang kuat untuk mendambakan zat keras seperti alkohol.


5. Risiko pra-diabetes


Gula tidak menyebabkan diabetes, tetapi gaya hidup yang tidak sehat yang mengarah pada kenaikan berat badan adalah faktor yang berkontribusi besar.

"Ketika Anda makan apa pun dengan glukosa di dalamnya atau bahan pembentuk karbohidrat dasar, tubuh Anda akan melepaskan insulin karena itulah yang membantu tubuh Anda memproses glukosa menjadi energi," kata ahli kesehatan. Dia melanjutkan bahwa masalahnya adalah ketika orang memiliki terlalu banyak gula sekaligus, ada pelepasan insulin dalam jumlah besar dan Anda dapat mengembangkan hipoglikemia atau resistensi insulin.

Dengan resistensi insulin, tubuh Anda tidak dapat menyerap glukosa dengan cukup cepat, yang menyebabkan glukosa menumpuk di aliran darah dan hati Anda. Ini, ditambah dengan faktor genetik dan lingkungan yang tepat, dapat menyebabkan pra-diabetes, dan akhirnya diabetes.

"Dengan beralih ke diet protein, lemak sehat dan makanan karbohidrat yang tinggi serat, Anda dapat menghindari lonjakan gula darah dan respons insulin yang mengakibatkan obesitas dan pra-diabetes," kata ahli gizi Colette Heimowitz.


6. Depresi dan kecemasan


Gangguan mental seperti depresi telah dikaitkan dengan peradangan, dan gula dianggap sebagai bahan peradangan.

Mengonsumsi banyak gula menyebabkan otak Anda melepaskan dopamin, zat kimia "rasa-enak", tetapi bisakah diet kaya gula justru membantu menyebabkan stres dan depresi? Diet tinggi makanan bertepung dan bergula terkait dengan peradangan pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada diet yang kaya protein tanpa lemak dan sayuran. Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam "The Journal of Clinical Psychiatry" menunjukkan bahwa peradangan adalah indikator kuat depresi dan tingkat stres yang tinggi.

"Gula meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk di otak," menurut ahli kesehatan


7. Penyakit jantung


Makan terlalu banyak gula telah sangat terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung dan kematian.

Gejala fisik paling jelas dari makan terlalu banyak gula adalah kenaikan berat badan, tetapi penelitian yang mengkhawatirkan menunjukkan bahwa meskipun Anda tidak kelebihan berat badan, konsumsi makanan kaya gula dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular secara eksponensial.

Partisipan studi dalam penelitian yang mencari efek gula dalam jangka panjang menemukan bahwa "partisipan yang mengonsumsi sekitar 17% hingga 21% kalori mereka dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular," terutama mereka yang secara teratur mengonsumsi minuman manis seperti soda.


8. Penyakit hati


Pada umumnya orang mengaitkan gagal hati dengan konsumsi alkohol yang berlebihan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa gula dapat membahayakan hati seperti halnya alkohol.

Ketika kadar gula dalam darah Anda tinggi, Anda bisa merusak semua organ termasuk hati serta beberapa organ penting lainnya.