Bagaimana jika penderita Diabetes Militus (DM) ingin berpauasa?

Penderita DM disarankan untuk memastikan terlebih dahulu bahwa kadar gula darahnya stabil dalam 3 bulan terakhir. Pemeriksaan tes darah yang disebut HbA1c (Hemoglobin A1 c test) ini dapat di laboratorium. Bila hasil test kurang dari 6%, artinya kadar gula darah cukup stabil, sehingga termasuk aman untuk berpuasa.

 

Apa Yang Harus Diperhatikan Pada Saat Berpuasa?

Penderita diabetes melitus tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:

- Mengatur komposisi diet yang seimbang. Kunci pola makan atau diet pengidap DM adalah pengaturan jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh.

 

- Jika perlu obat pengatur atau pengontrol kadar gula darah, minumlah sebelum makan saat berbuka dan menjelang sahur.

 

- Bila perlu suntikan insulin, konsultasikan dengan dokter. Dengan begitu, pemberian insulin bisa diatur dengan tepat

 

- Kalau tiba-tiba kadar gula darah mulai menurun, hentikan puasa Anda. Gejalanya adalah badan lemas dan gemetar, pusing, jantung berdebar, dan keluar keringat dingin. Segera minum air gula dan konsumsi makanan berkadar karbohidrat tinggi, seperti kurma.

     

    Manfaat Puasa Bagi Pasien Penderita Diabetes

    Dengan menjalankan ibadah puasa, Penderita DM juga mendapatkan beberapa manfaat kesehatan, diantaranya:

    - Membantu membuat kadar glukosa dalam darah menjadi lebih stabil karena pola makan yang lebih teratur dan asupan kalori yang relatif sama dari hari ke hari. Serta membantu untuk mengatur peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam tubuh.

    - Mengurangi resiko peningkatan kadar kolesterol serta terkontrolnya retensi insulin

    - Terhindar dari resiko penyakit jantung

    - Membantu meningkatkan kadar glukosa menjadi lebih rendah, menurunkan tekanan darah dan trigliserida.

    - Meningkatkan sistem kekebalan tubuh


     

    Risiko Komplikasi Diabetes Selama Berpuasa.

    Selama berpuasa, ada beberapa resiko komplikasi yang perlu diantisipasi dan diwaspadai oleh penderita DM.


    1. Hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi). Hipoglikemia bisa ditandai dengan gejala lemas atau keluar keringat dingin, tetapi sebaiknya rutinlah melakukan cek gulah darah selama berpuasa. Segera batalkan puasa, jika kadar gula darah kurang dari 70mg/dL, atau lebih dari 300mg/dL.


    2. Ketoasidosis (suasana darah dalam pembuluh jadi asam). Kondisi ini terutama rentan terjadi pada diabetes tipe 1, karena saat berpuasa terjadi pengurangan dosis insulin. Gula darah yang tidak terkontrol jelang puasa juga bisa menimbulkan risiko ketoasidosis. Untuk menghindari resiko ketoasidosis, kadar gula darah harus dikontrol setidaknya satu sampai dua bulan menjelang puasa, dan gunakan insulin sesuai dosis yang dianjurkan dokter.


    3. Dehidrasi. Risiko komplikasi ini bisa Anda alami ketika kekurangan cairan dan udara terlalu panas. Oleh karena itu disarankan untuk memperbanyak minum di malam hari setelah berbuka puasa, minimal 10 gelas atau lebih.

    4. Trombosis (sumbatan pada pembuluh darah) yang disebabkan asupan cairan pada penyandang diabetes terbatas selama puasa, sehingga terjadi peningkatan keketalan darah. Perbanyaklah minum pada saat malam hari untuk mencegah ketosidosis.